Monday, January 31, 2011

Perihal penempaan dan kejadian jasad Adam AS

Nota ini adalah kutipan dari satu dokumentasi soaljawab yang beserta saksi antara Bahaudin Mudhary (A) dan Antonius Widuri( B) . Ia menyentuh secara menyeluruh  tentang jasad semata mata dan tidak sama sekali membabitkan rohani.Kiyai Bahaudin dikatakan kasyaf tidak pernah mendapat sebarang pendidikan formal, kembali kerahmatullah seusia 59 pada tahun 1979. Renung -renungkanlah

Malam ke enam...

B: Baiklah kami mulai; kami pernah membaca ayat-ayat Al Qur’an yang tampaknya
pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat dengan ayat lainnya, sehinga menimbulkan keragu-raguan; apakah mungkin Nabi Muhammad sendiri yang keliru menyampaikan wahyu dari Allah. Kalau betul beliau seorang Nabi, tentu tidak mungkin beliau salah menerimanya atau menyampaikannya, ataukah memang ayat-ayat AlQur’an nya yang berselisihan.

A: Baiklah saudara terangkan saja ayat-ayat Al Qur’an yang saudara maksudkan itu.

B: Kami telah membaca ayat-ayat Al Qur’an mengenai asal kejadian manusia dalamkitab terjemahan Al Qur’an bahasa Indonesia, dalam sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran saya bukan Bibel saja yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al Qur’an demikian juga.

A: Silahkan saudara sebutkan ayat-ayat Al Qur’an yang akan ditanyakan, Insya Allah yang diragukan oleh saudara itu akan terhapus.

B: Baiklah, Saya mencatat ayat-ayatnya, saya akan baca.

Dikitab Al Qur’an surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.

Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa).

Disurat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: "dan Tuhan menciptakan manusia dari Tanah"

Di Surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat"

Disurat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku menciptakan manusia daripada tanah"
Lima ayat yang saya sebutkan ini antara satu dengan ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga menyebutkan dari "tanah", diayat ke empat menyebutkan daripada "tanah liat". Di ayat kelima menyebutkan dari pada "tanah". Bukankah ayat-ayat Al Qur’an nyata-nyata berselisihan antara yang satu
dengan yang lain.

A: Ya, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan saudara. Teruskan pertanyaan saudara.

B: Kami ingin bertanya; yang manakah yang benar tentang asal kejadian manusia itu. Apakah dari tanah yang dibakar, apakah dari tanah kering dan lumpur, atau dari pada tanah biasa, atau dari tanah liatkah ?. Jadi menurut pendapat saya, ayat-ayat Al Qur’an terdapat perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Bukan ayat-ayat Injil atau di Bibel saja terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa menerangkan dengan
jelas dan tepat.

A: Di kitab Al Qur’an ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga oleh saudara-saudara yang hadir disini, saya sebutkan susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagaimana yang saudara bacakan artinya tadi.

Pertama : Di surat Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah) menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)". Yang dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini ialah : Tanah kering atau setengah kering yakni "Zat pembakar" atau Oksigen.

Kedua: Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar", yang maksudnya ialah "Zat Arang" atau Carbonium.

Ketiga: Di surat Al Hijr, ayat 28: "dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)" . Di ayat ini. Tersebut juga "shal-shal", telah saya terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau Nitrogenium.

Keempat : Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada "tanah"". Yang dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" atau Hidrogenium.

Kelima: Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari pada Tanah Liat". Yang dimaksud dengan kata "lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau ferrum.

Keenam: Di Surat Ali Imran ayat 59: " Dia (Allah) menjadikan Adam daripada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah engkau, lalu berbentuk manusia". Yang dimaksud dengan kata "turab" (tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah" yang dinamai "zat-zat anorganis".

Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)"

Ketujuh ayat Al Qur’an yang saya baca ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata "turab" (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat didalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat Anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan antara "Fakhkhar" yakni Carbonium (zat arang) dengan "shal-shal" yakni Oksigenium (zat pembakar) dan "hamaa-in" yaitu Nitrogenium (zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat air).

Jelasnya adalah persenyawaan antara:

Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14.
Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14.
Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28
Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7.
Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum dan
mangaan, yang disebut "laazib" (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11.
Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut "Turab" (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59. Salah satu diantara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah "Zat Kalium", yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengan berlangsungnya "Proteinisasi", menjelmakan "proses penggantian" yang disebut "Substitusi". Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga "sebab ujud" atau Causa Formatis.

Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya. Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu Metafisika.

Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Qur’an yang saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berujud manusia.
Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur’an yang saya sampaikan pada saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.
...

Sunday, January 23, 2011

Nasihat seorang Ayah

In memory of Ben Omar Ibn Qasim


            “Aku tak peduli, aku hendak melihat Dato’ didalam kandang , kita ikut avidavit kita” Katanya dengan nada geram.

Sudah enam tahun dia menunggu untuk bertandang di kancah penghakiman. Hari ini dia berada di Mahkamah Industri, sungguh dia tidak fakir lain. Bulat kata hatinya. Semalaman dia mengelamun merenteti laluan sepanjang enam tahun yang penuh liku sebagai seorang yang dibuang dari dunia pekerjaan. Dia punya sebab yang sangat kukuh! Ketika bonusnya dicantas separas buku-lali, dia tidak mengeluh. Saat itu isterinya empat bulan hamil anak sulung. Tetapi dia disuakan surat ‘cinta’ kurang dari 24 jam. Keluar dari pejabat diiringi sekuriti kerana bekas majikan bimbang dia akan mengamuk sekaligus memvandalismakan harta syarikat yang gagah bernaung sebagai anak syarikat Koperat SD yang mencatatkan keuntungan  jutaan ringgit. Sungguh hina!

Sebenarnya dia telah pasrah dan rela dengan ketentuan. Malah dia mencenggangkan Finance Direktor dengan senyuman. Sebenarnya lega kerana Allah mengeluarkannya dari tempat yang menjadikan dia bergelumamng dengan perasaan dosa. Saban hari dia perlu mengira interest tertunggak. Memekik, memanggil cawangan dan  anak syarikat lain  menguruskan riba mereka. Buat! Dia lakukan setaatnya, kerana dia punya kelayakan dalam bidang itu! Sudah nasibnya dia ditukar melakukan kerja itu setelah anak syarikat asal dia bertapak meghantarnya, atas alasan panggilan induk yang terdesak. Tapak asalnya hmm…tempat beliau membersihkan dua tahun tunggakan dalam masa enam bulan sahaja!

Pasrahnya, dia tidak mahu memanjang bicara. Enggan bersandiwara. Tidak mahu menjadi manusia lemah yang senteng semata diberikan ujian hakiki. Namun empat wanita memujuk, meminta dikasihani kerana mereka tidak punya kekuatan. Mereka perlukan seseorang. Lebih muda, lebih tegas, berani, yang senasib dengan mereka. Memandangkan dia seorang lelaki, satu pejabat, dialah harapan untuk bersama memanjat Pejabat Buruh memulai tindakan susulan. Maka Allah lebih mengasihani hatta atas sekian Babi sekalipun!

Sekarang empat orang ini merengek lagi. Merayu agar ditamatkan apa yang mereka sendiri mulai. Mereka sudah tidak tertahankan deritanya. Mereka merasa memadai dengan apa yang ditawarkan agar tutup sahaja kes. Situasi sebegini, tiada syarikat lain yang pernah menawarkan penyelesaian sebesar ini.

            “Balan! Are you with us? Are you with me? You should protect our interest!” Dia menjerkah peguamnya keras.

Peguam lawan yang bunting hanya mengerling. Balan menggelabah. Dia minta rujuk kepada David, perunding  yang membantu, yang merupakan mahaguru Industrial Relations. David memita dia hanya bersikap terbuka. Perunding peribadinya ditelefon. Sama. Barangkali mereka sudah nampak aura yang sangat membahang menyelimuti seluruh penjuru. Empat wantia tadi sepertinya anak-anak kucing terkedu dengan mata kemerahan sugul merenung jauh ke lantai mahkamah .

Mufaraqah dalam tuntutan ini pun tidak boleh. Tawaran berkumpulan sahaja. Huh! Dia nekad untuk mengheret sahaja empat wanita ini bersamanya. Setuju mau tidak, lantak! Kita sudah enam tahun bersabar, kita punya semua sandaran kolektif, hujjah hujjah  yang tuntas! Kita bukan sekadar mengheret MD, kita heret pengerusi induk Koperat! Kita jemput dia yang tak pernah menjengah. Kita beradab dengannnya. Silakan duduk dikandang itu. Silakan jawab. Silakan , wartawan akhbar menunggu. Silakanlah nama akan dipahat didalam MLJ dan menjadi bahan rujukan mendatang! For what matters, shall this procedure been dragged, or, shal we not gain move than what we had, we got nothin to loose.

            “Bagaimana? I have to get your decision now” Balan membisik.

Dia merenung Balan. Meloyakan! Peguam yang akan menyedut 40% dari penghasilan. Balan yang akan mendapat bayaran terbanyak dari derita kesusahan kami berlima! Buntu! Tiba-tiba dia teringat. Siapa lagi.

            “Begitulah, jadi macammana nak buat?” Dia bercerita panjang.

Dia tidak akan menolak apa pun pandangan orang itu. Telefon ditutup. Dia mengganguk. Memandang empat wanita sepasukannya yang sarat kesusahan. Kemudian keempat mereka tersenyum .

            “Terima-kasih. Terima –Kasih.” Berulang berkali-kali sepertinya tak pernah kenal ucapan itu seumur hidup mereka.

            “Janganlah sampai menyusahkan orang” Itulah nasihat ayah.

Seorang anak datang mengadu kepada RasuluLlah saw," wahai Rasululah, saya memiliki harta tetapi ayahku ingin menghabiskan harta aku." Sabda baginda: " Kamu dan harta kamu adalah milik ayah kamu."                           
albani, sahih sunan Ibn Majah # 2291

Hanya kerana dia mahu jadi anak yang taat. 

Dia bersetuju.

Saturday, January 22, 2011

Susahnya Hidup Ini 2

Maka namanya Mak Ani. Rata rata orang yang lalu lalang saban hari di simpang Jalan Uganda, Jalan Kg Jawa dekat Masjid tok Dagang kenal dia. Bukan kerana dia tokoh korporat, ataupun kerana keturunan tok ketua situ, seadanya ramai orang konfius. Bingung. Sama bingungnya bila memikirkan kelakuan arwah Ustaz Rasyid yang mendiami masjid –tak pernah mandi bertahun tahun, tabur duit kat kubur tetapi amat-amat mahir ilmu bahasa arab dan rajin membaca. Malah amat cermat dengan tatatertib ilmu yang diperolehinya. Yalah, nasib badan.

Sekali pandang Mak Ani kurang siuman. Katanya dia jadi begitu selepas keguguran. Amat sulit memahami jatuh duduk perkataannya. Dengan tiba-tiba dia boleh menempelak sesiapa yang mengusiknya. Malah khabarnya dia pernah meluru dan memarahi jemaah ke dalam Masjid ketika khutbah jumaat! Cukup lantang, cukup lancang tak kira orang!

Selalunya, berpeleseran di sepanjang jalan, memanggil orang yang lalu –lalang, dia mintak duit pada sesiapa sahaja. Terkadang beliau menghulurkan kembali, semacam baki dari membeli, semacam ada tukaran.

Ditakdirkan, satu hari raya tahun-tahun sudah. Tahun yang seorang manusia sedang menghiba dihimpit dengan kesempitan bertimpa. Bertembung dengan Mak Ani, duduk di tembok batu mengipas duit. Dia tidak ambil pusing sebenarnya. Dia sedang bergelut dengan perasaan.

            “aku ada duit! Aku ada duit!”  Mak Ani bernyanyi kecil.

            “Hei ngkau! Kau ndak ni kan?” Hulurnya.

Manusia itu menggeleng hambar. Senyumnya tawar. Dia masih berkira-kira dengan tekanan perasaannya. Dia bukan pengemis, hanya meminta pakai duit anaknya barang sehari dua. Duitnya kira habis. Habis kerana biaya kos baiki keretanya rosak mendadak semasa balik ziarah keluarga. Habis simpanan tahunan niaganya. Habis simpanan usaha tulang 4 kerat dari awal 10 pagi santak lewat jam 2 pagi esoknya selama setahun.  Perkara yang sama seperti tahun sudahnya!

Cuma baki ada cukup-cukup buat rolling. Ndak pinjam 10 ringgit buat belanja poket. Duit rokok.Tapi isterinya tak bagi. Takut kalau habis belanja dan tak pulangkan balik. Anak nak naik sekolah tak lama lagi!

Walaupun dia rasa sangat jauh hati, dia melihat Mak Ani lebih kasihan. Sekurangnya dia ada kerja walaupun purata 400 sebulan. Sedangkan Mak Ani kelihatan gelandangan. Mak Ani cakap sorang-sorang. Dia masih ada pelanggan gerainya. Dia masih ada masyarakat dan keluarga untuk bercerita dan mengadu tak kiralah mereka dengar atau menolak. 

Mak Ani dunianya terasing!

Tiba-tiba Mak Ani bangkit meluru kepadanya! Hah! ... pulak ni? Sepantas mungkin Mak Ani campakkan duit 10 ringgit. Berdiri disisi proton cabuknya. Tersenyum dan melambai.

            “Ambiklah! Ambiklah!, banyak-banyaklah engkau bertasbih memuji akan Allah!” Diikuti dengan senyuman lagi sambil melagu-lagukan selawat dan salam keatas Nabi. Berdoa dan senyum. Selawat, dan selawat…

Lampu trafik pun hijau. Manusia tadi tergamam , terpaku terpaksa juga bergerak menuju ke pasar borong.

Dia pernah ditendang di kerongkongnya lalu pitam. Dia pernah merempuh kereta buat U-turn haram dengan motorsikal, hingga pecah buku lali. Dia pernah jatuh kedalam longkang besar dengan motor cabuknya- kakinya di atas handel, dan mukanya , tangannya terseret di dinding longkang. Sakitnya alang kepalang. Tetapi perbuatan Mak Ani jauh lebih menusuk tajamnya. Nasihatnya tembus menempelak kebodohannya. Bodoh kerana menyangka Mak Ani orang kurang siuman! Bodoh dengan bersangka buruk terhadap ciptaan Allah!

            “ Ya Allah…Ya Allah…inilah sepuluh ringgit….” Dia menangis teresak, sedak dan sedu yang sangat  berat. Menangis dan menangis, menangis yang tidak terpuaskan.

Disaat itu, ketika mana semua manusia yang dibaca siuman menyepi tertutup , saudara mara, sahabat handai ditelek tidak peduli, maka Allah telah menegurnya, menegur kerana miskin sangkaannya. Bukan 10 ringgit itu, bukan!

 Tetapi nasihat .

Dan lidah itu menutur nasihat yang benar! Wasiat para Nabi.